facebook facebook yahoo plus.google youtube youtube

Kamis, 23 Mei 2013

Perpustakaan vs Pustakawaan



Pendahuluan
Membicarakan tentang perpustakaan tidak lepas juga membicarakan pustakawannya, sesuatu hal  yang dijadikan pertimbangan juga oleh pengunjung ketika datang pertamakali ke perpustakaan. apakah pengunjung sudah  merasa ada kpercayaan akan tawaran kenyamanan dalam mencari informasi yang pustakawan berikan  di perpustakaan. namun tidak kalah penting juga adalah pertimbangan dari sisi pengoptimalan layanan di perpustakaan. Kita sebagai pustakawan harus benar-benar membuat perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan. dalam hal ini di perlukan strategi dan kebijakan untuk menghadapinya. perumusan strategi dan kebijakan menuntut pemahaman seorang pustakawan akan berbagai kejadian yang mungkin terjadi serta sebab-sebabnya. Yang jelas, kemampuan membedakan ancaman dan peluang menjadi mutlak di perlukan. Namun yang lebih penting adalah bagaimana mengubah ancaman menjadi peluang. Inilah sebagian kemampuan yang harus dimiliki pustakawan dalam membuat rencana strategis. Sebagian kemampuan lainnya adalah dalam hal mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Apakah dengan begitu perpustakaan dan pustakawan sadar untuk selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuannya? Pada dasarnya sebuah perpustakaan adalah pustakawannya jadi semua yang menyangkut kehidupan sebuah perpustakaan sangat tergantung pada pustakawannya. Dengan kata lain seorang pustakawan harus bertranformasi menuju pola pikir dan pola tindak yang baru untuk kemajuan perpustakaan.
Pembahasan
Perpustakaan
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan /atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan sebagai inti dari setiap program pendidikan, pengajaran, penelitian (The Heart of The Educational Programs) sangat membutuhkan tangan-tangan yang profesional agar perpustakaan dapat difungsikan secara optimal. Perpustakaan mempunyai fungsi utama memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan kepada masyarakat. Layanan kepada masyarakat itu dapatberupa:
1.pelayananpenunjukan(referenceservice);
2.pelayananpemberianinformasi(informationservice);
3. pelayanan pemberian bantuan/bimbingan pada pembaca.
Fungsi-fungsi di atas mungkin tidak kita temukan (kalaupun ada, kurang memuaskan) bila perpustakaan ditangani oleh manusia-manusia dengan kemampuan yang “apa adanya”. Perpustakaan juga tidak luput dari pengaruh TIK. Bahkan saat sekarang perpustakaan tanpa TIK dapat disebut perpustakaan ”kuna”. Keadaan ini jauh berkembang dibanding dasawarsa 1980-an, saat PDII-LIPI mulai menerapkan sebagian proses dokumentasinya dengan bantuan komputer. Masih ada pendapat dari tokoh pustakawaan yang mengatakan bahwa perpustakaan belum memerlukan komputer. Kebalikannya, kini dapat dikatakan kebanyakan pusta­kawan melihat komputerisasi sebagai tolok ukur utama kemajuan. Kelambatan atas upaya akses pada koleksi yang dimiliki perpustakaan, menyebabkan kalah bersaing dengan situs yang dikembangkan oleh pihak non-perpustakaan yang sudah menyediakan akses pada informasi yang mereka miliki. Atau dengan situs yang memang khusus menyediakan akses informasi maupun pengetahuan. Tidak mengherankan jika ada pendapat yang mengatakan bahwa kini tidak diperlukan lagi perpustakaan karena semua informasi dapat ditemukan di Internet.
Pustakawan
Pustakawan adalah seorang profesional informasi terlatih dalam ilmu perpustakaan dan informasi, yang merupakan organisasi dan manajemen layanan informasi atau bahan bagi mereka dengan kebutuhan informasi. Biasanya, pustakawan bekerja di perpustakaan umum atau perguruan tinggi, sebuah sekolah dasar atau menengah media center, perpustakaan dalam bisnis atau perusahaan, atau lain lembaga informasi-ketentuan seperti rumah sakit atau firma hukum. Beberapa pustakawan adalah pengusaha independen bekerja sebagai spesialis informasi, catalogers, pengindeks dan profesional, kapasitas khusus lainnya. Pustakawan dapat dikategorikan sebagai masyarakat, sekolah, pemasyarakatan, khusus, independen atau akademik pustakawan.
Seorang pustakawan seharusnya juga dapat mengetahui dan memahami kendala perpustakaan sebagai bidang garapannya, untuk kemudian dikaji dan dicarikan jalan keluarnya. Sehingga semua perubahan atau perkembangan sebuah perpustakaan selalu berawal dari diri pustakawannya. Dengan kata lain pustakwan selayaknya bertransformasi menuju pola pikir dan pola tindak baru yang mendukung perubahan tersebut. mengetahui apa yang akan dilakukan agar tidak tertinggal dalam perkembangan perpustakaan dengan selalu berpikir bahwa:
1.    Saya menyadari bahwa semes­ta buda­ya informasi selalu cepat berubah, dan per­pus­ta­kaan perlu menjawabnya secara posi­tif da­lam menyedia­kan sum­ber daya dan layan­an yang di­perlukan dan diinginkan pengguna,
2.    Saya akan mendidik diri sendiri tentang budaya informasi pengguna perpustakaan saya dan mencari jalan untuk menyertakan apa yang saya pelajari dalam layanan per­pus­taka­an saya.
3.     Saya tidak akan bersifat defensif tentang perpustakaan saya, namun akan menyimak dengan jelas situasinya dan melakukan peng­ka­jian secara jujur ten­tang apa yang dapat dicapai.
4.    Saya akan aktif berpartisipasi da­lam me­­ma­ju­kan perpustakaan saya.
5.    Saya menyadari bahwa perpustakaan lam­bat berubah, dan akan bekerja ber­sama kole­ga untuk mempercepat ta­ng­gap kami pada perubahan itu.
6.    Saya akan berani mengusulkan layanan, serta cara baru dalam menyediakannya, meski ada kolega yang menolak.
7.    Saya akan menikmati gairah dan kegembi­raan atas perubahan positif dan akan me­nyam­paikannya kepada sejawat maupun pengguna.
8.    Saya akan mengganti cara lama jika dite­mu­kan cara yang lebih baik dalam menger­jakan sesuatu, meski cara lama itu pernah hebat.
9.    Saya akan melakukan percobaan untuk berubah dan akan siap jika melakukan kesalahan
10.  Saya tidak akan menunggu sesatu menjadi sempurna sebelum saya melun­curkannya, dan akan mengubahnya ber­basis masukkan pengguna
11. Saya tidak akan takut pada Google dan layanan terkait, namun akan berupaya mengambil manfaatnya untuk keun­tung­an pengguna, sambil tetap membe­ri­kan layan­an prima yang diperlukan oleh pengguna.
12. Saya akan menghindari mensyaratkan peng­gu­na dengan jargon pustakawan, na­mun akan mengubah layanan yang mencer­minkan pi­lih­an dan harapan pengguna.
13. Saya akan bersedia menghampiri pe­ma­kai baik on-line maupun dalam ru­ang fisik dalam mempraktikkan profesi saya..
14. Saya akan membuat situs web terbuka yang memungkinkan pengguna bersama pustaka­wan menyum­bang isi dalam rangka mening­katkan pengalaman pembelajaran dan mem­be­rikan bantuan pada para kelompok ahli
15. Saya akan melobi untuk membuat katalog terbuka yang menyediakan fitur personal dan interaktif seperti yang diharapkan pengguna dalam ling­kungan sistem informasi online
16. Saya akan mendorong administrasi (mana­jemen) perpustakaan saya untuk membuat blog.
17. Saya akan mencocokkan melalui kegiatan saya peran profesional baik vital maupun terkait dalam setiap budaya informasi yang berubah
Penutup
perpustakaan adalah pustakawannya. Sehingga semua perubahan atau perkembangan sebuah perpustakaan selalu berawal dari diri pustakawannya. Dengan kata lain pustakwan selayaknya bertransformasi menuju pola pikir dan pola tindak baru yang mendukung perubahan tersebut.

NB:  tulisan yang saya buat ini mengambil  referensi dari tiga sumber yaitu: http://perpustakaan.ipb.ac.id/index.php/in/component/content/article/93-pustakawan-dan-perpustakaan-dalam-menghadapitantangan-di-era-global-oleh--blasius-sudarsono,http://kober.tripod.com/6.htmlhttp://www.pemustaka.com/pustakawan, dan ada sebagian dari pemikiran saya sendiri, semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar