Pendahuluan
Membicarakan
tentang perpustakaan tidak lepas juga membicarakan pustakawannya, sesuatu
hal yang dijadikan pertimbangan juga
oleh pengunjung ketika datang pertamakali ke perpustakaan. apakah pengunjung
sudah merasa ada kpercayaan akan tawaran
kenyamanan dalam mencari informasi yang pustakawan berikan di perpustakaan. namun tidak kalah penting
juga adalah pertimbangan dari sisi pengoptimalan layanan di perpustakaan. Kita
sebagai pustakawan harus benar-benar membuat perpustakaan yang sesuai dengan
kebutuhan. dalam hal ini di perlukan strategi dan kebijakan untuk menghadapinya.
perumusan strategi dan kebijakan menuntut pemahaman seorang pustakawan akan
berbagai kejadian yang mungkin terjadi serta sebab-sebabnya. Yang jelas,
kemampuan membedakan ancaman dan peluang menjadi mutlak di perlukan. Namun yang
lebih penting adalah bagaimana mengubah ancaman menjadi peluang. Inilah
sebagian kemampuan yang harus dimiliki pustakawan dalam membuat rencana
strategis. Sebagian kemampuan lainnya adalah dalam hal mengubah kelemahan
menjadi kekuatan. Apakah dengan begitu perpustakaan dan pustakawan sadar untuk
selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuannya? Pada dasarnya sebuah
perpustakaan adalah pustakawannya jadi semua yang menyangkut kehidupan sebuah
perpustakaan sangat tergantung pada pustakawannya. Dengan kata lain seorang
pustakawan harus bertranformasi menuju pola pikir dan pola tindak yang baru
untuk kemajuan perpustakaan.
Pembahasan
Perpustakaan
Perpustakaan
adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan /atau karya
rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan sebagai inti dari
setiap program pendidikan, pengajaran, penelitian (The Heart of The Educational
Programs) sangat membutuhkan tangan-tangan yang profesional agar perpustakaan
dapat difungsikan secara optimal. Perpustakaan mempunyai fungsi utama
memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan
kepada masyarakat. Layanan kepada masyarakat itu dapatberupa:
1.pelayananpenunjukan(referenceservice);
2.pelayananpemberianinformasi(informationservice);
3. pelayanan pemberian bantuan/bimbingan pada pembaca.
1.pelayananpenunjukan(referenceservice);
2.pelayananpemberianinformasi(informationservice);
3. pelayanan pemberian bantuan/bimbingan pada pembaca.
Fungsi-fungsi di atas mungkin tidak
kita temukan (kalaupun ada, kurang memuaskan) bila perpustakaan ditangani oleh
manusia-manusia dengan kemampuan yang “apa adanya”. Perpustakaan
juga tidak luput dari pengaruh TIK. Bahkan saat sekarang perpustakaan tanpa
TIK dapat disebut perpustakaan ”kuna”. Keadaan ini jauh berkembang dibanding
dasawarsa 1980-an, saat PDII-LIPI mulai menerapkan sebagian proses
dokumentasinya dengan bantuan komputer. Masih ada pendapat dari tokoh
pustakawaan yang mengatakan bahwa perpustakaan belum memerlukan komputer.
Kebalikannya, kini dapat dikatakan kebanyakan pustakawan melihat komputerisasi
sebagai tolok ukur utama kemajuan. Kelambatan atas upaya akses pada koleksi
yang dimiliki perpustakaan, menyebabkan kalah bersaing dengan situs yang
dikembangkan oleh pihak non-perpustakaan yang sudah menyediakan akses pada
informasi yang mereka miliki. Atau dengan situs yang memang khusus menyediakan
akses informasi maupun pengetahuan. Tidak mengherankan jika ada pendapat yang
mengatakan bahwa kini tidak diperlukan lagi perpustakaan karena semua informasi
dapat ditemukan di Internet.
Pustakawan
Pustakawan
adalah seorang profesional informasi terlatih dalam ilmu perpustakaan dan
informasi, yang merupakan organisasi dan manajemen layanan informasi atau bahan
bagi mereka dengan kebutuhan informasi. Biasanya, pustakawan bekerja di
perpustakaan umum atau perguruan tinggi, sebuah sekolah dasar atau menengah
media center, perpustakaan dalam bisnis atau perusahaan, atau lain lembaga
informasi-ketentuan seperti rumah sakit atau firma hukum. Beberapa pustakawan
adalah pengusaha independen bekerja sebagai spesialis informasi, catalogers,
pengindeks dan profesional, kapasitas khusus lainnya. Pustakawan dapat
dikategorikan sebagai masyarakat, sekolah, pemasyarakatan, khusus, independen
atau akademik pustakawan.
Seorang pustakawan seharusnya juga
dapat mengetahui dan memahami kendala perpustakaan sebagai bidang garapannya,
untuk kemudian dikaji dan dicarikan jalan keluarnya. Sehingga semua perubahan
atau perkembangan sebuah perpustakaan selalu berawal dari diri pustakawannya.
Dengan kata lain pustakwan selayaknya bertransformasi menuju pola pikir dan
pola tindak baru yang mendukung perubahan tersebut. mengetahui apa yang akan
dilakukan agar tidak tertinggal dalam perkembangan perpustakaan dengan selalu
berpikir bahwa:
1.
Saya menyadari bahwa semesta budaya
informasi selalu cepat berubah, dan perpustakaan perlu menjawabnya secara
positif dalam menyediakan sumber daya dan layanan yang diperlukan dan
diinginkan pengguna,
2.
Saya akan mendidik diri sendiri
tentang budaya informasi pengguna perpustakaan saya dan mencari jalan untuk
menyertakan apa yang saya pelajari dalam layanan perpustakaan saya.
3.
Saya tidak akan bersifat
defensif tentang perpustakaan saya, namun akan menyimak dengan jelas situasinya
dan melakukan pengkajian secara jujur tentang apa yang dapat dicapai.
4. Saya akan aktif berpartisipasi dalam
memajukan perpustakaan saya.
5.
Saya menyadari bahwa perpustakaan lambat berubah, dan
akan bekerja bersama kolega untuk mempercepat tanggap kami pada perubahan
itu.
6.
Saya akan berani mengusulkan layanan, serta cara baru
dalam menyediakannya, meski ada kolega yang menolak.
7.
Saya akan menikmati gairah dan kegembiraan atas
perubahan positif dan akan menyampaikannya kepada sejawat maupun pengguna.
8.
Saya akan mengganti cara lama jika ditemukan cara yang
lebih baik dalam mengerjakan sesuatu, meski cara lama itu pernah hebat.
9.
Saya akan melakukan percobaan untuk berubah dan akan siap
jika melakukan kesalahan
10.
Saya tidak akan menunggu sesatu menjadi sempurna
sebelum saya meluncurkannya, dan akan mengubahnya berbasis masukkan pengguna
11.
Saya tidak akan takut pada Google dan layanan terkait,
namun akan berupaya mengambil manfaatnya untuk keuntungan pengguna,
sambil tetap memberikan layanan prima yang diperlukan oleh pengguna.
12.
Saya akan menghindari mensyaratkan pengguna dengan
jargon pustakawan, namun akan mengubah layanan yang mencerminkan pilihan
dan harapan pengguna.
13.
Saya akan bersedia menghampiri pemakai baik on-line
maupun dalam ruang fisik dalam mempraktikkan profesi saya..
14.
Saya akan membuat situs web terbuka yang memungkinkan
pengguna bersama pustakawan menyumbang isi dalam rangka meningkatkan
pengalaman pembelajaran dan memberikan bantuan pada para kelompok ahli
15.
Saya akan melobi untuk membuat katalog terbuka yang
menyediakan fitur personal dan interaktif seperti yang diharapkan pengguna
dalam lingkungan sistem informasi online
16.
Saya akan mendorong administrasi (manajemen)
perpustakaan saya untuk membuat blog.
17.
Saya akan mencocokkan melalui kegiatan saya peran
profesional baik vital maupun terkait dalam setiap budaya informasi yang
berubah
Penutup
perpustakaan
adalah pustakawannya. Sehingga semua perubahan atau perkembangan sebuah perpustakaan
selalu berawal dari diri pustakawannya. Dengan kata lain pustakwan selayaknya
bertransformasi menuju pola pikir dan pola tindak baru yang mendukung perubahan
tersebut.
NB: tulisan yang saya buat ini mengambil referensi dari tiga sumber yaitu: http://perpustakaan.ipb.ac.id/index.php/in/component/content/article/93-pustakawan-dan-perpustakaan-dalam-menghadapitantangan-di-era-global-oleh--blasius-sudarsono,http://kober.tripod.com/6.html, http://www.pemustaka.com/pustakawan, dan ada sebagian dari
pemikiran saya sendiri, semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat bagi
kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar